Kalau ada sosok yang ditunggu-tunggu kedatangannya sepanjang sejarah
Islam, dimana setiap orang ingin menjadi sosok itu, maka dia adalah sang
penakluk Konstantinopel. Bahkan para shahabat Nabi sendiri pun
berebutan ingin menjadi orang yang diceritakan Nabi SAW dalam sabdanya.
Betapa tidak, beliau SAW memang betul-betul memuji sosok itu. Sampai
beliau SAW bilang dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa
sebaik-baik panglima adalah panglima tersebut, dan sebaik-baik pasukan
adalah pasukan yang dipimpinnya.
Siapa yang tidak ingin menjadi
orang yang telah dipuji oleh Rasulullah SAW. Dan siapa yang tidak ingin
menjadi penakluk Romawi. Di zaman itu, bisa menaklukkan Romawi tentunya
sebuah prestasi besar. Sebab Romawi adalah kerajaan besar di Eropa yang
sangat berpengaruh. Uang dinar (emas) yang digunakan oleh bangsa Arab,
umumnya buatan Romawi. Romawi juga pernah mengalahkan kerajaan besar
Persia.
Bahkan salah satu surat dalam Al-Quran bernama Ruum
(Bangsa Romawi), yaitu surat nomor 30, yang menggambarkan bahwa Romawi
yang nota bene beragama Masehi itu akan berhasil mengalahkan Persia yang
Majusi (penyembah api). Dan digambarkan dalam ayat itu bahwa saat
mendengar kemenangan bangsa Romawi itu, para shahabat nabi yang disebut
sebagai orang-orang beriman akan ikut berbahagia.
Lalu menjadi
tantangan tersendiri untuk dapat mengislamkan Romawi. Bahkan Rasulullah
SAW sendiri telah berkirim surat kepada pimpinan tertinggi Romawi, yaitu
Kaisar Heraklius yang bertahta di Konstantinopel. Ajakan Nabi SAW
kepada Sang Kaisar memang tidak lantas disambut dengan masuk Islam.
Kaisar dengan santun memang menolak masuk Islam, namun juga tidak
bermusuhan, atau setidaknya tidak mengajak kepada peperangan.
Dan beliau SAW sendiri yang mengatakan bahwa dari dua kota besar Romawi,
Konstantinopel adalah kota yang pertama kali akan jatuh ke tangan umat
Islam.
Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata bahwa ketika kami
duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW
ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu,
Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab,"Kota Heraklius
terlebih dahulu (Konstantinopel)".
Sayangnya penaklukan kota
kebanggaan bangsa Romawi itu nyaris belum pernah ada yang mampu
melakukannya. Tidak dari kalangan shahabat, tidak juga dari kalangan
tabi`in, tidak juga dari kalangan khilafah Bani Umayyah dan Bani
Abbasiyah.
Di masa shahabat, memang pasukan muslim sudah sangat
dekat dengan kota itu, bahkan salah seorang shahabat yang menjadi
anggota pasukannya dikuburkan di seberang pantainya, yaitu Abu Ayyub
Al-Anshari radhiyallahuanhu. Tetapi tetap saja kota itu belum pernah
jatuh ke tangan umat Islam sampai 800 tahun lamanya.
Abu Ayyub
Al-Anshari berkata,"Aku mendengar baginda Rasulullah SAW bersabda bahwa
ada seorang lelaki shalih akan dikuburkan di bawah tembok tersebut, Dan
aku juga ingin mendengar derap tapak kaki kuda yang membawa sebaik-baik
raja, yang mana dia akan memimpin sebaik-baik tentara seperti yang telah
diisyaratkan oleh baginda".
Konstantinopel memang sebuah kota
yang sangat kuat, dan hanya sosok yang kuat pula yang dapat
menaklukkannya. Sepanjang sejarah kota itu menjadi kota pusat peradaban
barat, dan memang tidak pernah ada satu pun lawan yang mampu menembus
benteng pertahanannya. Benteng Bosporus memang terlalu tinggi temboknya,
terlalu tebal dindingnya. Bahkan benteng itu dikelilingi oleh laut yang
membuat musuh yang ingin menerobos akan frustasi.
Namun
akhirnya benteng itu jebol juga, dan kota Konstantinopel menyerah.
Pahlawan muslim yang ditakdirkan menjadi orang yang telah dikabarkan
Rasulullah SAW itu adalah Sultan Muhammad Al-Fatih. Al-Fatih adalah
gelar untuk beliau yang maknanya Sang Penakluk atau Sang Pembebas.
Karena beliau adalah orang yang berhasil membebaskan jantung Eropa ke
tangan Islam.
Muhammad Al-Fatih
Beliau lahir pada 30
Maret 1432 dan wafat pada 3 Mei 1481. Al-Fatih sejak masih belia telah
dididik dengan baik, sehingga telah mempunyai kepakaran dalam bidang
ketentaraan, sains, matematika, dan juga ilmu-ilmu keislaman seperti
bahasa Arab, ilmu tafsir, hadits, fiqih, ushul fiqih, sastra, dan
lainnya. Beliau juga menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun.
Dari sudut pandang Islam, beliau dikenal sebagai seorang pemimpin yang
hebat, pilih tanding, dan tawadhu` setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi
(pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz
(pahlawan Islam dalam peperangan di `Ain Al-Jalut melawan tentara
Mongol).
Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel
menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepimpinannya serta
taktik dan strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada
zamannya dan juga kaedah pemilihan tenteranya. Ia merupakan anak didik
Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.
Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam
keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal
Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih
telah dibangun di sebelah makamnya.
Tentara Sultan Muhammad Al
Fatih tidak pernah meninggalkan solat wajib sejak baligh dan separuh
dari mereka tidak pernah meninggalkan solat tahajjud sejak baligh. Hanya
Sulthan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan solat
wajib, tahajud dan shalat sunnah rawatib sejak baligh hingga saat
kematiannya.
Konstantinopel
Istanbul atau yang dulu
dikenal sebagai Konstantinopel, adalah salah satu kota termasyhur dunia.
Kota ini tercatat dalam tinta emas sejarah Islam khususnya pada masa
Kesultanan Utsmaniyah, ketika meluaskan wilayah sekaligus melebarkan
pengaruh Islam di banyak negara. Konstantinopel ini didirikan tahun 330 M
oleh Maharaja Bizantium yakni Constantine I. Kedudukannya yang
strategis, membuatnya punya tempat istimewa ketika umat Islam memulai
pertumbuhan di masa Kekaisaran Bizantium.
Setelah proses
persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di
kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April
1453 M. Di hadapan tentaranya, Sulthan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah
mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan
harapan kemenangan di hadapan Allah SWT.
Beliau juga membacakan
ayat-ayat Al-Quran mengenainya serta hadis tentang pembukaan kota
Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala
tentera dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa
kepada Allah.
Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan
besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir Allahu Akbar, Allahu
Akbar! terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan
meruntuhkan langit kota itu.
Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad
Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan
Allah SAW. Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam
1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal
29 Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan
supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota.
Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel
melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah
di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan
tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.
Title : Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk Konstantinopel 1453
Description : Kalau ada sosok yang ditunggu-tunggu kedatangannya sepanjang sejarah Islam, dimana setiap orang ingin menjadi sosok itu, maka dia adalah...
Rating : 5