Di tahun 1972 dan tahun-tahun sebelumnya prestasi timnas Indonesia Yunior selalu bisa berlanjut ke prestasi
timnas Indonesia yang hebat?
Coba perhatikan data berikut ini:
Kejuaraan Piala Asia Yunior 1960: Indonesia juara 3.
Kejuaraan Piala Asia Yunior 1961: Indonesia juara 1.
Kejuaraan Piala Asia Yunior 1962: Indonesia juara 1
(Tahun 1963-1966: Indonesia tak ikut kejuaraan karena situasi Tanah Air ada perjuangan Trikora untuk pembebasan Irian Jaya dan Dwikora konfrontasi dengan Malaysia).
Kejuaraan Piala Asia Yunior 1967: Indonesia juara 2
Kejuaraan Piala Asia Yunior 1970: Indonesia juara 2
Kejuaraan Pelajar Asia 1984: Indonesia juara 1
Kejuaraan Pelajar Asia 1985: Indonesia juara 1
Kejuaraan Pelajar Asia 1986: Indonesia juara 1
Coca Cola Cup Group VII Zone Asia 1986: Indonesia juara 1
Coba bandingkan dengan prestasi timnas Indonesia Senior
berikut:
Turnamen Merdeka Games 1960: Indonesia Juara 1
Turnamen Merdeka Games 1961: Indonesia Juara 1
Turnamen Agha Khan Gold Cup 1961: Indonesia Juara 1
Sepakbola Asian Games IV 1962: Indonesia Juara 2
Turnamen Merdeka Games 1962: Indonesia Juara 1
Turnamen Agha Khan Gold Cup 1966: Indonesia Juara 1
Turnamen Agha Khan Gold Cup 1967: Indonesia Juara 1
Turnamen Agha Khan Gold Cup 1968: Indonesia Juara 1
Turnamen King’s Cup, Bangkok 1968: Indonesia Juara 1
Turnamen Agha Khan Gold Cup 1968: Indonesia Juara 1
Turnamen Merdeka Games 1969: Indonesia Juara 1
Turnamen King’s Cup 1969: Indonesia Juara 2
Turnamen Agha Khan Gold Cup 1970: Indonesia Juara 2
Turnamen Jakarta Anniversary Cup I 1970: Indonesia Juara 3
Turnamen Queen’s Cup, Bangkok 1971: Indonesia Juara 1
Turnamen President’s Cup, Seoul 1971: Indonesia Juara 2
Turnamen Merdeka Games 1971: Indonesia Juara 2
Turnamen Jakarta Anniversary Cup II 1972: Indonesia Juara 1
Turnamen President’s Cup, Seoul 1972: Indonesia Juara 2
Pesta Sukan Singapura 1972: All Indonesian Final (A&B)
Kalau melihat data di atas secara gamblang terlihat ada keterlanjutan antara prestasi timnas Indonesia Yunior ke prestasi timnas Indonesia Senior.
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Karena pada jaman itu Indonesia cukup dengan mengandalkan talenta luar biasa yang dimiliki para pemainnya yang dilatih secara baik oleh pelatih asal Yugoslavia, Tony Pogacknik. Plus “manajemen dari hati ke hati” oleh para pengurus PSSI yang mampu membangkitkan nasionalisme pemain sehingga
daya juang pemain meningkat, meskipun mereka hanya menerima honorarium selama pelatnas dan tidak menerima gaji tetap. Yang ada adalah iming- iming heroik: “Akan diterima oleh Presiden RI, Bung Karno, di Istana Merdeka jika berhasil menjadi juara”.
Maklum saja, soal dana PSSI semata-mata hanya mengandalkan hasil jualan karcis manakala timnas Indonesia melawan kesebelasan asing kelas dunia main di stadion Senayan, Jakarta. Ditambah sedikit saja
dari para donatur gila bola.
Sementara pada sisi lain, di hampir semua negara Asia belum ada kompetisi sepakbola profesional. Sehingga
pertumbuhan kualitas sepakbola Asia tidak berkembang sepesat seperti sekarang ini.
Maka adalah sangat membanggakan, ketika Indonesia berhasil menduduki posisi elite sepakbola Asia
bersama Israel (ketika itu masih masuk zona Asia, belum masuk ke zona Eropa seperti sekarang), Burma (Myanmar sekarang) dan Iran. Kesebelasan Jepang dan Korea Selatan itu dulu dipermak rata-rata 4-0 oleh Indonesia.
Taiwan bahkan pernah dicukur oleh Soetjipto Soentoro dengan skor 11-1 di Merdeka Games 1969. Jangan ceritera soal Thailand, Malaysia dan Singapura, mereka nggak level dengan Indonesia. Sedangkan jazirah
Arab bahkan ”belum bisa bermain sepakbola” karena federasi sepakbola pun mereka
belum punya (negara-negara Arab berkembang pesat sepakbolanya dengan merekrut pelatih kelas dunia asal Brazil ketika mereka mendapat anugerah minyak bumi dan gas mulai pertengahan tahun 1970- an).
Bayangkan. Tim Asian All Stars 1966-1970 itu 4 pemainnya berasal dari Indonesia yakni Soetjipto Soentoro (sekaligus bertindak sebagai kapten), Jacob Sihasale, Iswadi Idris dan Abdul Kadir. Bahkan kalau nggak malu hati sama negara-negara lain, Basri, Anwar Ujang dan Yudo Hadiyanto pun sebenarnya mau
ditarik oleh AFC (Asian Football Confederation) untuk mengisi skuad bintang-bintang Asia tersebut.
Sekarang sejarah tinggalah sejarah , Pertanyaannya.. Bisakah Indonesia kembali Menjadi Macan Asia ??
Title : :: History & Prestasi Timnas Senior dan Junior di era 1960 - 1980 ::
Description : Di tahun 1972 dan tahun-tahun sebelumnya prestasi timnas Indonesia Yunior selalu bisa berlanjut ke prestasi timnas Indonesia yang hebat? ...
Rating : 5