Chamakh Meng-Qadha Jika tak Puasa

Banyak pemain Muslim yang merumput di liga utama Eropa kesulitan beradaptasi dengan ketatnya jadwal pertandingan dan latihan. Apalagi kalau bulan Ramadhan datang, tidak sedikit di antara mereka harus meninggalkan puasa ketika klub bermain. Meski begitu, mereka berjanji akan mengganti puasa itu di lain hari (qadha).


Prinsip itu diterapkan oleh striker Arsenal Marouane Chamakh. Selama tidak ada jadwal bertanding, mantan pemain Bordeux ini tetap menjalankan puasa Ramadhan. Ia tidak akan meninggalkannya sebab paham bulan suci tersebut datangnya hanya sebulan sekali dalam setahun.

“Saya tidak punya masalah puasa selama bulan Ramadhan, dan menjadi biasa,” kata Chamakh. Ia menyatakan, “Sehari sebelum pertandingan dan pada hari pertandingan, saya tidak puasa,. Tapi aku akan menggantinya di hari nanti,” kata pemain keturunan Maroko ini dilansir laman Independent.

Adapun penyerang Ipswich Town, Nathan Ellington, yang menjadi mualaf sejak delapan tahun lalu lebih memilih mendirikan Asosiasi Pesepakbola Muslim. Tujuan Ellington mendirikan organisasi adalah untuk menginformasikan segala hal terkait Islam kepada orang di luar kepercayaannya. Dia ingin menghapus anggapan miring orang non-Muslim terhadap pemain sepakbola Muslim.

Ketika memasuki bulan Ramadhan, Ellington mengatakan tetap bermain seperti biasanya. Namun ia menyadari bakal tidak akan berlari terlalu cepat dan memforsir tenaga. Kalau tetap memaksakan bermain seperti biasanya, ia sadar tubuhnya bisa terkena dehidrasi. Pemain kelahiran Bradford, Inggris, ini kalau tidak berpuasa akan menebusnya di lain hari.

“Untuk latihan, tidak ada masalah. Satu-satunya perbedaan adalah ketika seluruh pemain makan, saya harus bertahan untuk sementara waktu hingga berbuka puasa untuk makan saat matahari terbenam,” kata dia menceritakan perbedaan pemain yang puasa dan tidak.

sumber : Republika